Migrasi data tanpa mengubah segi penyimpanan dan format ke lokasi baru dengan sistem lebih baik tentu dapat membantu mendorong pertumbuhan, peningkatan profit, dan pembuatan keputusan bisnis menjadi lebih baik. Bagaimana jika bisnis Anda berencana melakukan cloud migration ke AWS untuk semua workload yang ada di data center on-premise?
Tentu untuk mewujudkan hal itu diperlukan upaya dan keahlian ekstra agar proses migrasi berjalan mulus tanpa kendala. Untuk itu, pastikan setiap orang dalam tim IT memiliki tujuan untuk mendorong keberhasilan cloud miigration ke AWS.
Lalu, bagaimana sebenarnya proses migrasi cloud ke AWS? Cek untuk mengetahui selengkapnya dalam artikel berikut.
Mengapa Perusahaan Perlu Cloud Migration ke AWS?
AWS telah berhasil membantu ribuan perusahaan melakukan migrasi workload ke cloud dan mendapatkan serangkaian keuntungannya. Sejumlah manfaat utama yang paling signifikan yakni penghematan biaya IT yang substansial, bisnis lebih gesit, dan ketahanan operasional.
Cloud migration ke AWS mencakup pemindahan workload seperti aplikasi, situs web, database, penyimpanan, server fisik atau virtual, hingga seluruh data center dari lingkungan lokal, fasilitas hosting, atau public cloud lainnya. Berdasarkan pengalaman migrasi selama bertahun-tahun, AWS telah mengembangkan metodologi, praktik, tool, dan layanan untuk menyederhanakan dan mempercepat cloud migration.
Proses otomatisasi memungkinkan bisnis mengurangi upaya dan kompleksitas untuk mendapatkan hasil terbaik. Dirangkum dari situs resmi AWS, berikut empat alasan utama perusahaan perlu cloud migration ke AWS.
- Penghematan biaya infrastruktur rata-rata mencapai 31 persen dibandingkan solusi on-premise.\
- 7 kali lebih sedikit downtime yang terjadi di tahun 2018 dibandingkan penyedia cloud lain.
- Memiliki 84 availability zone yang tersebar di 24 wilayah di seluruh dunia.
- Efisiensi manajemen infrastruktur IT mencapai 62 persen dibandingkan solusi on-premise.
Baca Juga: Cek Seluk Beluk Migrasi Database dan Keuntungannya untuk Bisnis
Proses Cloud Migration ke AWS
Secara garis besar, proses cloud migration ke AWS terdiri atas tiga fase untuk memindahkan puluhan, ratusan, hingga ribuan aplikasi, database, datacenter, dan server. Setiap fasenya merupakan komponen yang saling terkait satu sama lain untuk menyediakan otomatisasi dan rekomendasi cerdas dalam menyederhanakan dan mempercepat setiap langkahnya.
Fase Penilaian
Pada tahap awal migrasi, Anda akan melakukan penilaian kesiapan perusahaan untuk beroperasi di cloud. Pastikan untuk mengidentifikasi hasil bisnis yang diinginkan dan kembangkan kasus bisnis untuk mendukung kelancaran migrasi.
Tools AWS akan membantu Anda menilai sumber daya di lokai saat ini dan membangun proyeksi biaya yang tepat dan optimal untuk menjalankan aplikasi di cloud. Migration Evaluator akan menyediakan proyeksi total cost of ownership (TCO) untuk AWS berdasarkan pemanfaatan sumber daya agar dapat mengoptimalkan komputasi, penyimpanan, database, jaringan, dan lisensi software di AWS.
Bisnis Anda dapat menggunakan AWS Migration Hub untuk menjalankan workload on-premise di AWS dan membuat rekoendasi EC2 instance. AWS Cloud Economics Center akan membantu bisnis mengembangkan kasus bisnis berdasarkan keterlibatan pelanggan sebelum memulai migrasi skala besar.
Setelah mengantongi kasus bisnis, meninjau strategi, panduan dan pola migrasi, serta modernisasi yang dapat diperoleh melalui AWS Prescriptive Guidance. Di dalamnya juga disediakan panduan inovatif dan praktif untuk navigasi lanskap cloud, merencakan perjalanan migrasi, dan mempercepat transformasi bisnis.
Fase Mobilisasi
Pada fase ini, Anda akan membuat rencana migrasi dan menyempurnakan kasus bisnis untuk mengatasi kesenjangan serta mendorong kesiapan operasional serta pengembangan keterampilan cloud. Untuk kelancaran proses migrasi, sebaiknya pahami dahulu ketergantungan antaraplikasi dan evaluasi strategi bisnis Anda agar sesuai dengan tujuan kasus bisnis.
Kumpulkan data portofolio aplikasi menggunakan tujuh strategi migrasi yakni relokasi, re-host, replatform, refactor, repurchase, retired, atau retain (pertahankan).
AWS Application Discovery Service secara otomatis mengumpulkan dan menyajikan info detail mengenai dependensi dan pemanfaatan aplikasi agar bisnis Anda dapat membuat keputusan dengan lebih tepat ketika berencana melakuakn cloud migration ke AWS. Selain itu, AWS Migration Hub dapat secara otomatis merencanakan dan melacak migrasi aplikasi di beberapa tool AWS dan mitra migrasi seperti RISC Networks, Cloudamize, ATADATA, Deloitte, dan Turbonomic untuk memilih tool yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
Untuk memaksimalkan manfaat cloud migration, layanan AWS Management and Governance akan meningkatkan kelincahan bisnis sambil tetap mempertahankan tata kelola dan kontrol atas biaya, kepatuhan, dan keamanan. AWS Control Tower dapat mengotomatiskan pengaturan lingkungan dasar untuk menjalankan workload yang aman dan dapat diskalakan agar menjamin keamanan, operasi, dan kepatuhan. Saat membuat baseline yang disesuaikan, AWS Landing Zone menjadi solusi yang disediakan oleh AWS Solution Architects atau layanan profesional.
Fase Migrasi dan Modernisasi
Selama fase migrasi dan modernisasi, semua aplikasi akan dirancang, dimigrasikan, dan divalidasi. AWS Migration Hub didukung tool untuk mempercepat dan menyederhanakan perjalanan cloud migration ke AWS. Tool ini akan membantu bisnis Anda menjalankan berbagai workload mulai dari membuat inventaris berbasis dari dari aset IT, merencanakan hingga melacak portofolio aplikasi yang migrasi, termasuk memodernisasi aplikasi yang sudah berjalan di AWS.
Untuk banyak aplikasi, gunakan AWS Application Migration Service (MGN) sebagai pendekatan terbaik saat berpindah (rehost) ke cloud dengan cepat dari infrastruktur fisik, virtual, atau public cloud lain ke AWS. AWS MGN akan otomatis mengonversi server lama agar bisa berjalan secara native di AWS, menyederhanakan proses migrasi sehingga proses otomatis sama untuk berbagai aplikasi.
AWS Server Migration Service akan memudahkan dan mempercepat migrasi ribuan workload bahkan ratusan aplikasi ke AWS dari snapshot server sambil mempertahankan operasi secara konsisten di lingkungan lokal. Setelah melakukan hosting ulang aplikasi ke AWS, Migration Hub Refactor Spaces akan mengeliminasi pekerjaan yang tidak sama serta mengoperasiokan infrastruktur AWS untuk refactoring inkremental.
Refactor Spaces dapat mengurangi risiko bisnis untuk mengembangkan aplikasi menjadi layanan mikro atau memperluas aplikasi yang ada dengan fitur baru. AWS Database Migration Service (DMS) akan menjaga database sumber tetap beroperasi penuh selama migrasi sambil meminimalkan downtime dari satu sumber ke versi database atau software baru.
Untuk mengotomatiskan migrasi data dari penyimpanan lokal dan Amazon Simple Storage Service (S3), Amazon Elastic File System (EFS), atau Amazon FSx untuk Windows File Server transfer data dengan kecepatan 10 kali lebih cepat menggunakan AWS DataSync. AWS Snow yang tediri dari AWS Snowcone, AWS Snowball, dan AWS Snowmobile dengan sejumlah perangkat fisik dengan kemampuan komputasi bawaan.
Sementara untuk transfer file langsung ke atau dari Amazon S3 dapat menggunakan Secure FIle Transfer PRotocol (SFTP), File Transfer Protocol melalui SSL (FTPS), dan File Transfer Protocol (FTOP) melalui AWS Transfer Family. AWS Managed Services juga dapat membantu mempercepat migrasi dengan menyediakan penyelolaan berkelanjutan, optimalisasi biaya, dan operasional infrastruktur AWS agar tim Anda fokus pada aplikasi untuk membangun keterampilan di cloud.
Ketika aplikasi sudah pindah ke cloud, gunakan AWS Service Catalog untuk membuat dan mengelola katalog layanan IT yang disetujui untuk digunakan di AWS. Layanan ini mencakup gambar virtual machine, server, software, dan database hingga arsitektur aplikasi multi-tier untuk memenuhi persyaratan kepatuhan dan memungkinkan pengguna menerapkan layanan IT secara cepat.
Keuntungan Melakukan Cloud Migration ke AWS
Setelah mengetahui proses yang harus dilalui untuk melakukan cloud migration ke AWS, lantas apa saja keuntungannya bagi bisnis? Dalam situs resminya, AWS mengungkap tiga keuntungan yang dapat diperoleh bisnis ketika melakukan cloud migration seperti berikut.
Waktu Downtime Selama Migrasi Minim
Bisnis dapat mempertahankan operasi secara normal selama proses replikasi yang berarti sedikit atau bahkan tidak ada dampak proses migrasi terhadap kinerja. Replikasi data yang berkelanjutan juga memudahkan untuk proses pengujian sehingga tidak mengganggu atau memperpendek cutover.
Mengurangi Biaya
Kurangi biaya migrasi secara keseluruhan sehingga bisnis Anda tidak perlu berinvetasi pada beberapa solusi migrasi, pengembangan cloud khusus, atau keterampilan khusus. Hal ini lantaran AWS Application Migration Service dapat digunakan untuk memigrasikan aplikasi apapun dari infrastruktur sumber apapun yang menjalankan OS yang mendukung.
Modernisasi Otomatis
Bisnis Anda dapat memodernsasi aplikasi dengan tetap menjalankan tindakan yang telah dikonfigurasi sebelumnya. Aplikasi yang berjalan di cloud memberikan akses ke kemampuan AWS lanjutan tambahan untuk memodernisasi dan meningkatkan aplikasi yang dimigrasikan.
Baca Juga: Mengenal Sistem Single Sign-On AWS Security untuk Keamanan Akun
Baca juga: Mengelola Biaya Bisnis Kini Lebih Mudah dengan AWS Cost Categories
Dapatkan Layanan Cloud Migration ke AWS di CDT
Saatnya percepat migrasi dan modernisasi workload bisnis Anda dari lingkungan apapun dengan cloud migration ke AWS di Central Data Technology (CDT). AWS menawarkan berbagai solusi migrasi untuk membantu bisnis Anda mentransfer dan memodernisasi aplikasi, situs web, database, storage, server fisik dan virtual, hingga seluruh data center.
CDT sebagai authorized advanced partner AWS akan membantu Anda meraih hasil bisnis yang lebih baik. CDT bersama AWS akan mengembangkan serangkaian kemampuan untuk membantu merampingkan proses migrasi Anda dengan dukungan tim IT profesional yang berpengalaman dan bersertifikat.